Kamis, 29 April 2010

Lingkungan sahabat manusia atau manusia musuh lingkungan ?


Hubungan manusia dengan lingkungan,apakah hubungan mereka baik baik saja atau malah bertambah buruk akibat ulah manusia yang selalu tidak memikirkan bagaimana kedepannya ?Manusia sebagai salah satu penghuni alam merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya. Keduanya berkaitan sangat erat dan saling berpengaruh, kehidupan manusia sangat tergantung dari lingkungannya, begitu juga kondisi lingkungan
sangat tergantung oleh sentuhan tangan manusia.. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan hidup menurut UU No. 4 tahun 1982 adalah
kesatuan ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia dengan berbekal akal dan pengetahuannya
memanfaatkan lingkungan alam untuk menjaga kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya. Dahulu manusia itu dikuasai alam, namun sekarang sebaliknya, manusialah yang menguasai alam. Alam menjadi obyek yang akan dieksploitasi untuk kepentingan
manusia. Akibatnya terjadi kelangkaan sumber daya alam. Kebanyakan manusia hanya memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa ingin mempertahankan sumber daya itu,contoh penebangan liar,sering sekali dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab,mereka hanya menebang tetapi tidak mau untuk menanamnya kembali. Akibatnya dampak yang mereka timbulkan adalah terjadinya pemanasan global,longsor sering terjadi dan banjir dimana-mana,semua kejadian tersebut tidak akan terjadi jika manusia tidak merusak lingkungan sekitar. Oleh karna itu manusia tidak akan lepas dari keterhubungannya dengan lingkungan sekitar. jadi marilah kita menjaga lingkungan kita ini,jangan lah rusak alam kita yang sudah tua..

pertanyaan saya yang mendasar,sebenarnya manusia ini musuh lingkungan atau sahabat lingkungan seh? Tiap waktu lingkungan ini di rusaknya,contoh sederhana saja,di dekat rumah saya terdapat sungai kecil untuk pengairan sawah-sawah,akan tetapi warga sekitar sering membuang sampang di aliran sungai itu,akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab itu sungai menjadi tersumbat dan sering meluap jika terjadi hujan lebat. Mengapa manusia tidak bisa menjaga lingkungan sekitar kita dengan baik?

Tetapi ada juga hal positif dan baik manusia dalam memanfaatka lingkungan sekitarnya dengan mengolah lahan menjadai arena bermain sekaligus belajar. yaiutu taman bungan yang terletak di daerah puncak,lahan itu di sulap menjadi tempat wisata yang sejuk dan tidak merusak lingkungan,tetapi menjaa dan membuat tempat itu menjadi lebih baik dan menarik. Hubungan manusia dengan lingkungan sebenarnya erat sekali,ahkan sangat dekat,kemanapun kita pergi pasti kita akan menemukan lingkungan sekitar kita. Kita yang menjaga kita pula yang merusak lingkungan ini. oleh karna itulah manusia dikatakan tidak bisa lepas dari lingkungan sekitar,mari kita jaga lingkungan sekitar kita mulai dari hal yang paling kecil.

Masalah lingkungan dalam kehidupan dewasa ini sungguh sangat menjadi perhatian dari berbagai kalangan, sebab kalau lingkungan rusak tentu berdampak kepada manusia, sehingga tidak heran kalau banyak orang menyuarakan untuk memperhatikan dan melestarikan lingkungan sekitar masing-masing.

Sudah banyak pengalaman yang kita saksikan akibat dari kerusakan lingkungan berimbas pada kehidupan manusia, seperti kalau lingkungan rusak maka menimbulkan panas yang luar bisa di musim kemarau dan banjir yang sangat dahsyat pada musim hujan, tidak terkecuali juga kadang-kadang di daerah yang bergunung bisa menimbulkan tanah longsor. Hal ini jelas bisa berdampak kepada manusia sekitarnya kalau ditimpa bencana banjir dan longsor tidak menutup kemungkinan berakibat pada kematian.

Begitu juga di daerah perkotaan, kalau lingkungan tercemar, seperti udara yang tidak sehat, tentu bisa menimbulkan banyak penyakit yang menyerang warga dan ini tentu sangat menyusahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu masalah lingkungan ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua.

Rusaknya lingkungan jelas akibat ulah manusia itu sendiri. Tidak jarang kita menyaksikan begitu serakahnya manusia mengeksploitasi hutan melampaui batas-batas kewajaran, sehingga ekosistem yang tadinya begitu baik menjadi rusak, akibatnya hutan tidak lagi bisa menyerap air hujan yang banyak, maka pada gilirannya terjadilah banjir yang besar.

Melihat dari semua itu, maka kata kunci dari pemeliharaan lingkungan ini terletak pada manusia itu sendiri, kalau manusia menyadari akan bahaya dari rusaknya lingkungan, tentu mereka tidak akan membabat hutan dengan penuh keserakahan. Lingkungan harus dijaga dan dilestarikan demi keamanan manusia itu sendiri dari keganasan alam dan bencana.

Oleh karena itu semua jajaran, baik pemerintahan, maupun LSM dan masyarakat harus menyadari betapa pentingnya memelihara lingkungan ini. Sehubungan dengan itu mari kita menjaga kelestarian lingkungan, serta rehabilitasi hutan sebagai salah satu upaya guna mencegah bahaya bencana alam.

Kita bisa membayangkan, seandainya dalam suatu daerah terjadi hujan yang cukup deras, sementara lingkungan mengalami kerusakan, maka secara otomatis banjir akan terjadi yang dampaknya jelas bisa merusak perumahan penduduk, termasuk juga lahan pertanian, tambak ikan, fasilitas umum dan lain sebagainya. Aktivitas mnasyarakat pun menjadi terganggu, berkomunikasi dan transportasi menjadi sulit, bakan tidak menutup kemungkinan wilayah tersebut menjadi terisolasi yang dampak lebih jauh lagi sangat merugikan manusia yang ada di daerah itu.

Untuk itulah kita sangat mendukung kepada pemerintah yang terus berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan ini dengan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan menjadi suatu keharusan dalam upaya melestarikan sumber daya hutan dan lahan yang masih bagus sekaligus sebagai upaya antisifasi mencegah bencana.

Hal inilah yang dilakukan oleh Pemkab HSU beberapa waktu lalu dengan melakukan penanaman pohon sebagai realisasi kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2009, di Lapangan Bola Negara Dipa Sungai Malang Amuntai.

Dalam upaya melestarikan lingkungan ini hendaknya masyarakat jangan hanya ketika ada kegiatan serimonial itu saja melakukan penanaman pohon, tetapi harus berlanjut pada setiap kesempatan, sehingga kalau menemukan tanah-tanah yang kosong dan belum ada tumbuhan, maka perlu ditanami pohon oleh masyarakat secara bersama-sama dan dengan penuh kesadaran, jadi tidak perlu menunggu anjuran dari pemerintah dan dari manapun juga.

Dengan kesadaran semacam ini, maka semua warga diminta bisa berupaya memelihara dan terus melestarikan lingkungan hidup, sumber daya hutan dan lahan yang masih dalam kondisi baik maupun telah mengalami kerusakan, sehingga nanti tidak mengalami degradasi yang tidak memberikan manfaat yang optimal bagi kehidupan kita semua. Kita harus bisa mengatasi hal itu, biar tidak mengalami keterpurukan dalam melesarikan lingkungan hidup ini.

Jaga Lingkungan, Yuk!


Indri

Semua orang pasti menginginkan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat. Saat melihat lingkungan yang seperti itu, pastinya perasaan kita ikut senang. Tapi kenyataannya, sulit sekali menemukan lingkungan yang benar-benar bersih dan sehat. Nggak jarang, banyak sampah yang sangat merusak pemandangan. Nggak cuma itu saja, saat musim hujan, air hujan menggenang di mana-mana. Air sungai meluap dan banjir menjadi langganan tiap tahun. Akhirnya, lingkungan yang kotor menjadi pemicu berkembang biaknya nyamuk Aides Aigepty, si nyamuk pembawa penyakit demam berdarah.

Setiap bencana datang, seringkali alam dijadikan alasan. Padahal, kalau kita bisa lebih peduli terhadap lingkungan, permasalahan yang ada tentang lingkungan bisa dihindari, lho. Kalau bukan kita sendiri yang peduli lingkungan, siapa lagi?

Dari Banjir Hingga Demam Berdarah
Banjir menjadi salah satu dampak yang paling terasa dari kerusakan lingkungan. Saat musim hujan datang, masyarakat yang tinggal di sekitar daerah banjir pun menjadi waspada akan datangnya banjir. Bagi mereka, banjir sudah menjadi rutinitas setiap tahun. Dengan cepat, air masuk ke rumah penduduk dan merendam seluruh perabotan rumah. Saat banjir datang, kerugian yang ditimbulkan tidaklah sedikit, harta benda menjadi rusak, pakaian menjadi kotor, bahkan penyakit pun berdatangan.
Menebang pohon sembarangan, bisa dibilang merusak lingkungan juga, lho. Padahal, pohon itu penting untuk menyerap karbondioksida dan menyediakan oksigen bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan meningkatnya polusi udara di kota besar, pohon bisa menetralisir polusi, lho.
Tidak terawatnya lingkungan rumah dan sekitar, juga bisa menyebabkan penyakit demam berdarah mewabah. Banyak masyarakat yang masih kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Barang-barang yang tidak terpakai lagi seperti, kaleng bekas, ember, dan botol bekas bisa menjadi sarang nyamuk. Begitu juga dengan pakaian yang menumpuk pada gantungan baju. Bimo, pelajar kelas 6 SD di salah satu SD di daerah Depok adalah salah satu korban demam berdarah. Bimo tidak masuk sekolah hampir selama dua minggu karena menderita demam berdarah. “Ternyata, dirawat di rumah sakit, itu nggak enak. Sejak sembuh dari penyakit demam berdarah, aku jadi sering membersihkan kamar.”

Mulai Dari Sekarang, Yuk!
Nah, pastinya jangan tunda-tunda lagi untuk menjaga lingkungan, ya. Banyak cara kok, yang dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan. Kita bisa memulainya dari hal yang terkecil di lingkungan rumah maupun sekolah. Mau tahu caranya? Nih, beberapa langkah-langkah yang dapat ditiru:

1. Jangan membuang sampah sembarangan
Kelihatannya ini merupakan hal yang mudah dilakukan. Di mana saja kita berada, kita harus selalu ingat untuk membuang sampah pada tempatnya. Meskipun di rumah kita sudah membuang sampah pada tempatnya, sebaiknya pastikan juga sampah kita dibuang ke tempat pembuangan sampah bukan sungai. Jangan malu-malu untuk menegur teman yang membuang sampah sembarangan. Kalau sudah bisa melakukan hal ini, pastinya kita bisa melangkah ke tahap selanjutnya.

2. Kerja Bakti
Nah, biasanya setiap bulan, lingkungan RT dan sekolah selalu mengadakan acara kerja bakti. Jangan lupa untuk selalu ikut serta, ya. Kalau membersihkan lingkungan bersama-sama, pastinya lingkungan sekitar akan menjadi bersih, dan bebas dari wabah penyakit.

3. Menanam Pohon
Coba deh untuk menanam pohon di lingkungan sekolah dan rumah. Ajak temanmu untuk bergabung. Setelah ditanam jangan lupa juga untuk menyiram dan merawat pohonnya. Selain dapat membuat rindang lingkungan, pohon juga bisa menetralisir udara kotor, lho. Jadi udara di lingkungan kita bisa terasa segar.

4. Mengikuti LSM
Siapa bilang kegiatan berkampanye hanya untuk orang dewasa? Kita juga bisa ikutan, lho. Nggak ada salahnya, bergabung dengan lembaga lingkungan hidup. Selain bisa berkampanye tentang lingkungan, kita juga punya kegiatan yang positif menjadi duta lingkungan hidup.

Nah, dengan membersihkan dan menjaga lingkungan, pastinya kita mendapat manfaat yang sangat besar, lho. Selain bisa mencegah banjir, lingkungan bersih juga bisa menghindari kita dari wabah penyakit seperti demam berdarah. Ayo, jangan ragu-ragu untuk menjaga lingkungan, ya! [windrati hapsari]

MEMBUDAYAKAN LINGKUNGAN BERSIH .. ..!!!


BEBERAPA waktu lalu diberitakan kota dengan predikat terbersih dan terkotor di provinsi Riau. Pekanbaru terpilih sebagai Kota Terbersih dan ini tidak mengejutkan karena melalui Progam K3 (Kebersihan,Keindahan, Ketertiban) Kota Bertuah ini sebelumnya nahkan meraih Anugerah Adipura dari pemerintah pusat .

Membaca berita tersebut penulis teringat akan pertemuan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (waktu itu) Emil Salim dengan para ulama di Gedung Daerah. “Saya bingung ketika diangkat menjadi menteri yang menangani tugas di luar keahlian saya”, kata beliau memulai pembicaraan. Seperti diketahui beliau adalah ekonom dan sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan. “Karena bingung, suatu hari saya menemui Buya Hamka dan memperoleh banyak informasi tentang lingkungan hidup dari sudut pandang Islam. Buya menyarankan agar bila ke daerah temuilah para ulama dan sarannya itulah yang mendorong saya bertemu dengan bapak-bapak para ulama malam ini” katanya selanjutnya.

Pada pertemuan tersebut beliau mempertanyakan mengapa lingkungan hidup umat Islam tidak bersih sementara ajaran tentang kebersihan termuat dalam ajaran agamanya. Beliau meminta pandangan hadirin atas masalah tersebut. Setelah beberapa orang menyampaikan pandangannya, penulis mengatakan bahwa penyebab masalah tersebut adalah kemiskinan. “Bung benar”, tegasnya, “akan tetapi saya telah mengunjungi negara Islam yang kaya, dan lingkungannya tetap saja brengsek (sic.). Mengapa ini terjadi?”. Beliau menjawab sendiri pertanyaan itu. “Penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki kesadaran lingkungan”, katanya. Jadi kemiskinan atau tak adanya kesadaran lingkungan menjadi kendala bagi lestarinya lingkungan hidup, termasuk lingkungan yang bersih.

Mengenai ajaran tentang kebersihan, para mubalig sering mengutip hadits Nabi yang begitu popular , yaitu, ” Kebersihan itu bagian dari iman”. Akan tetapi kemiskinan bisa menjadi salah satu penyebab mengapa ajaran itu tidak teramalkan secara utuh. Pada hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa “ Kemiskinan memperdekat ke kekufuran”. Kufur artinya ingkar dan dalam konteks ini hadits ini mengisyaratkan bahwa seseorang bisa mengingkari, dalam pengertian mengabaikan ajaran agamanya - termasuk ajaran tentang kebersihan - bila kondisinya miskin. Perhatikanlah misalnya, warga kota yang karena kemiskinannya tinggal di kawasan yang disebut slum ( kawasan kumuh). Mereka pada umumnya lebih bergulat memenuhi kebutuhan primer keluarganya ketimbang memikirkan kebersihan lingkungannya. Akibatnya, sampah berserakan dan kakus dibuat seadanya, yang bisa mengundang berbagai penyakit. Namun kemiskinan tidak hanya terdapat pada tataran individu/kelompok, tetapi juga pada tataran negara. Di negara miskin, .kota-kota tidak mempunyai anggaran memadai yang dapat dialokasikan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Petugas kebersihan kurang jumlahnya dan truk pengangkut sampah juga terbatas jumlahnya. Kondisi itu membuat kota tidak selalu bersih.

Sebaliknya, sebuah kota yang kaya seperti Sydney – sebagaimana penulis lihat - sebagai contoh, mampu menjaga lingkungan yang bersih Pembangunan jalan raya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada rumah penduduk yang tidak bisa dilalui truk pengangkut sampah Dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga, setiap keluarga membuang sampah ke dalam tempat sampah yang dibuat menurut diameter tertenu. Pada hari-hari tertentu tempat sampah itu diletakkan di atas trotoir di depan rumah untuk kemudian dipungut sampahnya oleh petugas kebersihan - biasanya lewat tengah malam. Petugas memungut sampah itu dengan menggunakan truk yang memiliki ‘tangan mekanik ’ yang bisa mengangkat tempat sampah ke atas truk, mengucurkan isinya dan meletakkannya kembali pada tempatnya. ‘Tangan mekanik’ itu dikendalikan sendirian oleh sang sopir dari tempat duduknya. Jadi proses memungut sampah itu hanya dilakukan satu orang , tidak ‘padat karya’ seperti di negeri kita. Di tempat yang telah ditentukan sampah-sampah itu disortir menurut jenisnya (kertas, kardus, kaleng, plastik, kaca dan sebagainya ) untuk kemudian didaur ulang (recycling). Surat kabar The Sydney Morning Herald, misalnya, dicetak di atas kertas hasil daur ulang itu. Konsep daur ulang itu sudah tentu tidak secara cepat menguras sumbar daya alam Kebutuhan akan kertas, misalnya, tidak selalu dipenuhi dengan cara membabat hutan.

Dari ilustrasi singkat ini tampak bahwa tingkat kebersihan sesuatu kota berkorelasi secara positif dengan tingkat perkembangan ekonominya. Akan tetapi tingkat perkembangan ekonomi yang maju saja tidaklah cukup bila tidak didukung oleh kesadaran warga akan kebersihan lingkungannya. Di negara-negara maju di dunia Barat, menjaga kebersihan lingkungan itu telah membudaya. Budaya bersih itu tumbuh bukan karena motivasi agama, tetapi oleh alasan pragmatisme bersih itu sehat dan bersih itu indah. Penulis tidak pernah melihat sebuah puntung rokok pun di jalan-jalan di kota London, juga tidak melihat sampah dalam bentuk apa pun. Pada jarak-jarak tertentu disediakan tempat membuang sampah dan warga kota berdisiplin membuang sampah apa saja ke dalam tempat sampah itu

Mensosialisasikan budaya bersih terutama di kota-kota hauslah dijadikan program yang anggarannya dialokasikan dalam APBD setiap kota. Sosialisasi itu sebaiknya melalui Tri Pusat Pendidikan, yaitu rumah tangga. sekolah dan masyarakat. Di rumah tangga, kedua orang tua haruslah menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjaga kebersihan. Tempat sampah harus disediakan, termasuk di kamar tidur anak-anak. Semua sampah betapa pun kecilnya harus dibuang di tempat sampah tadi, dan aturan ini berlaku bagi seluruh anggota keluarga. Di luar rumah tidak boleh ada sampah yang berserakan. Sampah-sampah harus dikumpulkan untuk diangkut petugas kebersihan. Ini mungkin menjadi kendala bagi sebuah kota mengingat terbatasnya anggaran dan oleh karena itu hendaknya dibangun semacam proyek percontohan di kelurahan/kawasan tertentu

Di sekolah, upaya di rumah tangga diteruskan dengan guru sebagai motivator. Harus diciptakan lingkungan yang bersih dan setiap pelanggaran harus diberi sanksi, betapapun ringannya sanksi itu, misalnya simurid disuruh memungut kembali sampah yang dibuangnya dan memasukkannya ke dalam tempat sampah.

Upaya menginternalisasikan budaya bersih melalui rumah tangga dan sekolah itu akan mantap bila didukung oleh lingkungan masyaratat yang bersih. Bila tidak, simurid akan melihat kesenjangan antara apa yang dibiasakannya di rumah dan di sekolah dengan realitas yang terjadi di masyarakat, dan ini tidak menguntungkan bagi pembentukan budaya lingkungan bersih itu. Di sinilah para ulama/dai’ dapat memainkan peranannya. Sebagai tokoh yang paling sering bertatap muka dengan masyarakat, mereka diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membangun budaya tersebut. Akan tetapi imbauan saja kadang-kadang tidak efektif. Maka Peraturan Daerah tentang kebersihan perlu ditegakkan dengan memberi sanksi bagi sipelanggar. Budaya bersih di negara-negara maju itu tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi didukung oleh penegakan hukum (law enforcement). Di London, sipembuang puntung rokok secara sembarangan dikenakan denda uang.

Para pejabat perkotaan mungkin dipandang perlu melakukan studi banding ke daerah lain bahkan ke luar negeri. Meski banyak dikecam, rasanya tidaklah salah bila pemerintah kota melakukannya sepanjang diprogramkan secara matang, dan dilakukan pejabat yang memiliki tanggungjawab terhadap masalah lingkungan, agar masyarakat tidak menilai studi banding itu sebagai acara ‘makan angin’. Bila hasilnya berguna , mengapa tidak?

Sabtu, 24 April 2010

Pentingnya Menjaga Kesehtn kita .. ... ...


Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Bunyi bisa terdengar oleh telinga manusia jika terjadi getaran di udara atau medium lain yang sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.


Alat telinga dan pendengaran manusia secara terus-menerus bekerja sebagai pintu masuk komunikasi dan informasi melalui suatu proses transformasi yang rumit dan kompleks untuk menginterpretasikan getaran suara dan bunyi lingkungan. Tanpa kita sadari, manusia tidak luput dari berbagai faktor bahaya yang dapat mengganggu fungsinya. Salah satunya adalah paparan bunyi lingkungan yang makin bising, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran maupun kesehatan pada umumnya.


Bising yang kontinu di atas 85 desibel tidak hanya akan menyebabkan keluhan pada telinga dan pendengaran, tetapi berbagai penelitian membuktikan terjadinya peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, kelainan pencernaan, meningkatnya emosi, dan berbagai kelainan akibat stres. Seperti kita ketahui, banyak sekali jenis kegiatan yang melebihi ambang 85 desibel tersebut, misalnya peralatan mesin, lalu lintas ramai, musik yang menggunakan loudspeaker, permainan, dan aktivitas rekreasi lainnya. Dengan demikian, yang paling rentan adalah para pekerja pembangunan dan pabrik, mereka yang beraktivitas dan tinggal dipinggiran jalan raya, dan anak-anak.


Otot di telinga tengah manusia yang bekerja secara terus-menerus tidak akan mampu bertahan pada keadaan bising yang terlalu kuat dan kontinu sehingga terjadilah stimulasi berlebih yang merusak fungsi sel-sel rambut. Kerusakan sel rambut dapat bersifat sementara saja pada awalnya sehingga akan terjadi ketulian sementara. Akan tetapi, kemudian bila terjadi rangsangan terus-menerus, terjadi kerusakan permanen, sel rambut reseptor yang berfungsi untuk meredam getaran akan berkurang sampai menghilang dan terjadi ketulian menetap.


Ketulian akan terjadi pada kedua telinga secara simetris dengan mengenai nada tinggi terlebih dahulu, terutama dalam frekuensi 3.000 - 6.000 Hz. Sering kali juga terjadi penurunan tajam (dip) hanya pada frekuensi 4.000 Hz, yang sangat khas untuk gangguan pendengaran akibat bising. Karena yang terkena adalah nada yang lebih tinggi dari nada percakapan manusia, sering kali pada awalnya sama sekali tidak dirasakan oleh penderitanya karena belum begitu jelas gangguan pada saat berkomunikasi dengan sesama.


Perlu dipahami bahwa makin tinggi paparan bising, makin berkurang jangka waktu paparan yang aman. Misalnya pada 115 desibel (konser musik rock), 15 menit saja sudah berbahaya, pada 130 desibel (mesin jet), dua menit saja dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Musik orkestra klasik dan gamelan juga dapat memberi paparan kebisingan lebih dari 85 desibel, tetapi berbeda dengan bising industri, intensitasnya intermiten, bergantian antara bagian yang keras dan pelan, serta variasi nada yang cukup luas, sehingga terbukti kurang berbahaya bagi pendengaran. Walaupun demikian, tetap ditemukan kasus pada sebagian pemusik, yaitu antara 10 sampai 50 persen dapat mengalami gangguan pendengaran.


Bila terjadi ketulian akibat bising, tidak dapat baik kembali dan memerlukan alat bantu mendengar yang cukup mahal. Oleh karena itu, lebih baik menghindari kebisingan dan berbagai kiat. Caranya? Menghindari bising, mengurangi volume bunyi sekitar, dan menggunakan alat pelindung. Seperti pendapat Helen Keller--yang tuli dan buta sejak usia balita--ketika ditanyakan, andaikata ia mendapat kesempatan kedua, manakah yang ingin dihilangkannya? Ia menjawab, ingin terlahir kembali tanpa ketulian karena kebutaan memisahkannya dari benda-benda, sedangkan ketulian memisahkannya dari manusia.

Linkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan Lingkungan dan Pelestarian

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, per

LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam

Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Letusan gunung berapi

Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.

Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara

lain berupa:

1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.

2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.

3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.

4) Gas yang mengandung racun.

5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

b. Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.

Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:

1) Berbagai bangunan roboh.

2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.

3) Tanah longsor akibat guncangan.

4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.

5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

c. Angin topan

Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.

Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.

Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:

1) Merobohkan bangunan.

2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.

3) Membahayakan penerbangan.

4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:

a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.

b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

b. Perburuan liar.

c. Merusak hutan bakau.

d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.

f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:

a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.

b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Menjamin pemerataan dan keadilan.

b. Menghargai keanekaragaman hayati.

c. Menggunakan pendekatan integratif.

d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:

a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:

a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.

b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:

1) Menanggulangi kasus pencemaran.

2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).

3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.

Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita

Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.

3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:

1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.

ubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Karena pemanasan global, polusi, hutan yg berkurang, dan pasokan terbatas sumber daya alam, orang menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Sampah di lingkungan yang mempengaruhi udara, air, tanah, hewan, tumbuhan, dan manusia. Apabila kita menggunakan lingkungan sebagai limbah, kita mengambil tanah dari alam liar, polusi lingkungan, dan menguras sumber daya alam.

Maka sedikit demi sedikit Alam yang ada disekitar kita akan berubah menjadi tempat yang tak pernah akan kita impikan untuk anak cucu kita nanti, Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan seperti yang dilakukan oleh rekan-rekan kita yang terdaftar di BlackInnovationAwards atau biasa di singkat BIA, yaitu membuat suatu terobosan atau inovasi baru untuk tetap tinggal selaras dengan alam.

- Beli produk yang tidak memerlukan banyak energi dan sumber daya untuk manufaktur. Mencari produk yang ramah lingkungan berisi kemasan.
- Mengurangi penggunaan mobil dengan naik sepeda, carpooling dengan teman-teman, jalan kaki, atau dengan bus.
- Composting merupakan cara untuk membuang sampah dapur. Itu sehat untuk tanah dan sedikit sampah yang akan masuk ke lokasi penimbunan.
- Matikan lampu yang tidak digunakan dan menggunakan lampu hemat energi bulbs.
- Menonaktifkan Keran Air bila Anda penyikatan gigi.
- Gunakan tas kain grocery, bukan kantong plastik. Mereka dapat digunakan berulang kali.
- Logam kaleng dan plastik kontainer dapat digunakan untuk menyimpan item.
- Donasikan pakaian lama anda, mebel, dan mainan untuk amal, atau berikan kepada tetangga, teman yang membutuhkan

Nah demikian sedikit tips agar kita mau berusaha bersama-sama melestarikan lingkungan, sekarang waktunya kita generasi muda untuk dapat mendukung kegiatan-kegiatan positip yang dilakukan oleh rekan-rekan kita di BlackInnovationAwards dan sejenisnya agar makin banyak Inovasi-Inovasi baru yang dapat kita gunakan dikelak kemudian hari.

Mengapa Harus Kita yang Menjaga Lingkungan Hidup?

Setiap orang seharusnya menganggap dirinya sebagai penjaga milik Allah (dalam seluruh kepunyaannya), sehingga ia tidak mengkorupsinya atau menyalahgunakan karunia itu


Dengan jumlah penduduk 6.525.170.264 jiwa, bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.[1] Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, menipisnya sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.[2]

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktek pembangunan tanpa memperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Di sisi lain, UN (United Nations) telah menyusun sebuah konsep Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan) untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Konsep ini didefinisikan sebagai: “Pembangunan yang memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.” Hal ini tertuang secara integratif dalam Brundtland Report (“Our Common Future”) tahun 1987.[3]

Penerapan konsep Sustainable Development saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta);[4] hal ini diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka.[5] Hal ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini.

Dapat diambil bukti nyata kerusakan alam di atas dari berbagai bencana alam yang terjadi. Di antara tahun 2005-2006 tercatat terjadinya 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami.[6] Dapat disimpulkan bahwa bencana longsor dan banjir disebabkan terutama oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam. Sedangkan bencana alam lainnya menimbulkan jumlah korban yang banyak karena praktek pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana.[7]

Mengambil contoh banjir yang terjadi di Jakarta, Februari 2007, kita dapat memahami betapa besar dampak pembangunan kota terhadap kerusakan lingkungan dan bencana alam. Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya debit hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.[8]

Yang perlu dikaji selanjutnya ialah prinsip Theologia Reformed dalam pengelolaan alam yang sejati dan implementatif. Dalam rangkaian khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong tentang manusia sebagai gambar dan rupa Allah, posisi manusia dideskripsikan sebagai raja, untuk menaklukkan dan membudidayakan alam semesta. Hal ini diungkapkan sesuai dengan Kejadian 1:26-31 yang berbunyi: “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi ....’” Hal ini menegaskan bahwa tujuan Allah dalam penciptaan manusia salah satunya ialah untuk mewakili Allah untuk menguasai bumi dan segala isinya. Nampaknya konsep ini ternyata ditafsirkan oleh beberapa ahli, seperti Beissner, bahwa manusia berhak menghabiskan sumber daya alam untuk kehidupan dan kesenangan manusia karena diciptakan mengatasi alam.[9] Pernyataan ini kemudian mengundang kritik para ahli lingkungan, seperti Lynn White yang menuduh bahwa ‘Konsep Kristen’ ini telah mendasari munculnya kerusakan alam karena kapitalisme dan eksploitasi alam secara habis-habisan.[10]

Usaha dan Cara Menjaga Kelestarian Sungai - Upaya Melestarikan Alam Lingkungan Sekitar Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya

Sungai merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kebutuhan hidup sehari-hari sudah selayaknya dilakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian dan kealamiannya. Sungai yang melewati sebagaian besar kota-kota besar di Indonesia kondisinya sangat memperihatinkan.

Tengok saja sungai atau kali ciliwung yang melintasi daerah ibukota DKI Jakarta yang air sungainya sudah hitam legam, berbau tidak sedap dan tidak layak konsumsi. Namun ironisnya masih banyak warga kumuh berpenghasilan rendah di sekitar bantaran kali ciliwung yang masih tetap menggunakan air sungai tersebut untuk mandi, mencuci, dan buang air. Tentu saja hal itu tidak boleh didiamkan begitu saja. Mesti ada tindak lanjut pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh warga masyarakat harus melakukan beberapa upaya untuk melestarikan sungai sebagai berikut :

1. Melestarikan Hutan di Hulu Sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir yang sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.

2. Tidak Buang Air di Sungai atau Kali
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Ekskresi juga merupakan salah satu medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari mulai penyakit ringan sampai ke penyakit yang berat dan kronis. Oleh sebab itu janganlah boker dan beser di sembarang tempat.

3. Tidak Membuang Sampah Ke Sungai
Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan. Sampah juga membuat sungai tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain sebagainya.

4. Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri yang berupa limbah cair adalah dengan membuangnya ke sungai. Namun apakah limbah itu aman dan layak untuk dibuang ke sungai? Hal itu membutuhkan penelitian dan proses perubahan secara kimia yang tentu saja akan menambah biaya operasional perusahaan. Pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup telah membuat tata cara serta aturan untuk pembuangan limbah yang benar-benar ketat. Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja bisa menimbulkan berbagai gangguan masyarakat mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap air tanah, gangguan kulit, serta masih banyak lagi gangguan kesehatan lain yang merugikan.

Menjaga Kesehatan Lingkungan Sekitar

Kamu telah mempelajari beberapa penyebab pencemaran udara. Untuk mencegah adanya pencemaran lingkungan, kamu harus menjaga kesehatan lingkungan sekitar. Bau sampah yang tidak sedap dapat dicegah dengan cara membuang sampah pada tempatnya, kemudian menutupnya. Sampah yang dibuang sembarangan, seperti ke sungai atau parit, dapat menimbulkan penyakit karena lalat akan mengerumuninya. Jika lalat itu hinggap di makanan, orang yang menyantap makanan tercemar itu akan terserang penyakit, seperti kolera, disentri, dan diare.
Udara di dalam rumah atau sekolahmu jangan sampai pengap atau tidak ada pertukaran udara. Untuk mendapat udara yang bersih, rumah atau sekolahmu harus memiliki lubang angin atau ventilasi.


Lubang angin atau ventilasi berguna untuk pergantian udara di dalam rumah sehingga udara di dalam rumah terasa lebih segar. Lingkungan yang sehat dapat pula diciptakan dengan menanam banyak pohon di sekitar rumah atau sekolahmu. Lingkungan rumah dan sekolah akan terasa sejuk jika banyak tumbuhan. Tumbuhan menghasilkan oksigen untuk bernapas. Semakin banyak oksigen, udara akan semakin bersih dan segar sehingga tubuhmu akan bertambah sehat.

MEMBUDAYAKAN LINGKUNGAN BERSIH

BEBERAPA waktu lalu diberitakan kota dengan predikat terbersih dan terkotor di provinsi Riau. Pekanbaru terpilih sebagai Kota Terbersih dan ini tidak mengejutkan karena melalui Progam K3 (Kebersihan,Keindahan, Ketertiban) Kota Bertuah ini sebelumnya nahkan meraih Anugerah Adipura dari pemerintah pusat .

Membaca berita tersebut penulis teringat akan pertemuan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (waktu itu) Emil Salim dengan para ulama di Gedung Daerah. “Saya bingung ketika diangkat menjadi menteri yang menangani tugas di luar keahlian saya”, kata beliau memulai pembicaraan. Seperti diketahui beliau adalah ekonom dan sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan. “Karena bingung, suatu hari saya menemui Buya Hamka dan memperoleh banyak informasi tentang lingkungan hidup dari sudut pandang Islam. Buya menyarankan agar bila ke daerah temuilah para ulama dan sarannya itulah yang mendorong saya bertemu dengan bapak-bapak para ulama malam ini” katanya selanjutnya.

Pada pertemuan tersebut beliau mempertanyakan mengapa lingkungan hidup umat Islam tidak bersih sementara ajaran tentang kebersihan termuat dalam ajaran agamanya. Beliau meminta pandangan hadirin atas masalah tersebut. Setelah beberapa orang menyampaikan pandangannya, penulis mengatakan bahwa penyebab masalah tersebut adalah kemiskinan. “Bung benar”, tegasnya, “akan tetapi saya telah mengunjungi negara Islam yang kaya, dan lingkungannya tetap saja brengsek (sic.). Mengapa ini terjadi?”. Beliau menjawab sendiri pertanyaan itu. “Penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki kesadaran lingkungan”, katanya. Jadi kemiskinan atau tak adanya kesadaran lingkungan menjadi kendala bagi lestarinya lingkungan hidup, termasuk lingkungan yang bersih.

Mengenai ajaran tentang kebersihan, para mubalig sering mengutip hadits Nabi yang begitu popular , yaitu, ” Kebersihan itu bagian dari iman”. Akan tetapi kemiskinan bisa menjadi salah satu penyebab mengapa ajaran itu tidak teramalkan secara utuh. Pada hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa “ Kemiskinan memperdekat ke kekufuran”. Kufur artinya ingkar dan dalam konteks ini hadits ini mengisyaratkan bahwa seseorang bisa mengingkari, dalam pengertian mengabaikan ajaran agamanya - termasuk ajaran tentang kebersihan - bila kondisinya miskin. Perhatikanlah misalnya, warga kota yang karena kemiskinannya tinggal di kawasan yang disebut slum ( kawasan kumuh). Mereka pada umumnya lebih bergulat memenuhi kebutuhan primer keluarganya ketimbang memikirkan kebersihan lingkungannya. Akibatnya, sampah berserakan dan kakus dibuat seadanya, yang bisa mengundang berbagai penyakit. Namun kemiskinan tidak hanya terdapat pada tataran individu/kelompok, tetapi juga pada tataran negara. Di negara miskin, .kota-kota tidak mempunyai anggaran memadai yang dapat dialokasikan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Petugas kebersihan kurang jumlahnya dan truk pengangkut sampah juga terbatas jumlahnya. Kondisi itu membuat kota tidak selalu bersih.

Sebaliknya, sebuah kota yang kaya seperti Sydney – sebagaimana penulis lihat - sebagai contoh, mampu menjaga lingkungan yang bersih Pembangunan jalan raya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada rumah penduduk yang tidak bisa dilalui truk pengangkut sampah Dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga, setiap keluarga membuang sampah ke dalam tempat sampah yang dibuat menurut diameter tertenu. Pada hari-hari tertentu tempat sampah itu diletakkan di atas trotoir di depan rumah untuk kemudian dipungut sampahnya oleh petugas kebersihan - biasanya lewat tengah malam. Petugas memungut sampah itu dengan menggunakan truk yang memiliki ‘tangan mekanik ’ yang bisa mengangkat tempat sampah ke atas truk, mengucurkan isinya dan meletakkannya kembali pada tempatnya. ‘Tangan mekanik’ itu dikendalikan sendirian oleh sang sopir dari tempat duduknya. Jadi proses memungut sampah itu hanya dilakukan satu orang , tidak ‘padat karya’ seperti di negeri kita. Di tempat yang telah ditentukan sampah-sampah itu disortir menurut jenisnya (kertas, kardus, kaleng, plastik, kaca dan sebagainya ) untuk kemudian didaur ulang (recycling). Surat kabar The Sydney Morning Herald, misalnya, dicetak di atas kertas hasil daur ulang itu. Konsep daur ulang itu sudah tentu tidak secara cepat menguras sumbar daya alam Kebutuhan akan kertas, misalnya, tidak selalu dipenuhi dengan cara membabat hutan.

Dari ilustrasi singkat ini tampak bahwa tingkat kebersihan sesuatu kota berkorelasi secara positif dengan tingkat perkembangan ekonominya. Akan tetapi tingkat perkembangan ekonomi yang maju saja tidaklah cukup bila tidak didukung oleh kesadaran warga akan kebersihan lingkungannya. Di negara-negara maju di dunia Barat, menjaga kebersihan lingkungan itu telah membudaya. Budaya bersih itu tumbuh bukan karena motivasi agama, tetapi oleh alasan pragmatisme bersih itu sehat dan bersih itu indah. Penulis tidak pernah melihat sebuah puntung rokok pun di jalan-jalan di kota London, juga tidak melihat sampah dalam bentuk apa pun. Pada jarak-jarak tertentu disediakan tempat membuang sampah dan warga kota berdisiplin membuang sampah apa saja ke dalam tempat sampah itu

Mensosialisasikan budaya bersih terutama di kota-kota hauslah dijadikan program yang anggarannya dialokasikan dalam APBD setiap kota. Sosialisasi itu sebaiknya melalui Tri Pusat Pendidikan, yaitu rumah tangga. sekolah dan masyarakat. Di rumah tangga, kedua orang tua haruslah menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjaga kebersihan. Tempat sampah harus disediakan, termasuk di kamar tidur anak-anak. Semua sampah betapa pun kecilnya harus dibuang di tempat sampah tadi, dan aturan ini berlaku bagi seluruh anggota keluarga. Di luar rumah tidak boleh ada sampah yang berserakan. Sampah-sampah harus dikumpulkan untuk diangkut petugas kebersihan. Ini mungkin menjadi kendala bagi sebuah kota mengingat terbatasnya anggaran dan oleh karena itu hendaknya dibangun semacam proyek percontohan di kelurahan/kawasan tertentu

Di sekolah, upaya di rumah tangga diteruskan dengan guru sebagai motivator. Harus diciptakan lingkungan yang bersih dan setiap pelanggaran harus diberi sanksi, betapapun ringannya sanksi itu, misalnya simurid disuruh memungut kembali sampah yang dibuangnya dan memasukkannya ke dalam tempat sampah.

Upaya menginternalisasikan budaya bersih melalui rumah tangga dan sekolah itu akan mantap bila didukung oleh lingkungan masyaratat yang bersih. Bila tidak, simurid akan melihat kesenjangan antara apa yang dibiasakannya di rumah dan di sekolah dengan realitas yang terjadi di masyarakat, dan ini tidak menguntungkan bagi pembentukan budaya lingkungan bersih itu. Di sinilah para ulama/dai’ dapat memainkan peranannya. Sebagai tokoh yang paling sering bertatap muka dengan masyarakat, mereka diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membangun budaya tersebut. Akan tetapi imbauan saja kadang-kadang tidak efektif. Maka Peraturan Daerah tentang kebersihan perlu ditegakkan dengan memberi sanksi bagi sipelanggar. Budaya bersih di negara-negara maju itu tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi didukung oleh penegakan hukum (law enforcement). Di London, sipembuang puntung rokok secara sembarangan dikenakan denda uang.

Para pejabat perkotaan mungkin dipandang perlu melakukan studi banding ke daerah lain bahkan ke luar negeri. Meski banyak dikecam, rasanya tidaklah salah bila pemerintah kota melakukannya sepanjang diprogramkan secara matang, dan dilakukan pejabat yang memiliki tanggungjawab terhadap masalah lingkungan, agar masyarakat tidak menilai studi banding itu sebagai acara ‘makan angin’. Bila hasilnya berguna , mengapa tidak?

Jumat, 23 April 2010

Menjaga Lingkungan Hidup Tanggal 5 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Perhatian khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga internasional lainnya terhadap masalah ini, merupakan kesempatan untuk menarik kepedulian masyarakat dunia terhadap isu lingkungan hidup. Mengingat betapa merusaknya dampak polusi terhadap iklim global, maka slogan utama yang diusung dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2008 ini, adalah "Menuju Ekonomi Rendah Karbon"

Slogan ini merupakan peringatan bagi seluruh masyarakat dunia. Sebab meningkatnya volume gas karbon secara masif, khususnya dalam dua dekade terakhir, mengakibatkan terjadinya perubahan iklim global secara drastis. Dampak tragis perubahan itu bisa terlihat dengan munculnya fenomena pemanasan global, hujan yang disertai banjir, angin topan, dan makin panjangnya musim kemarau. Sejumlah bukti membuktikan, warga miskin negara-negara berkembang merupakan korban utama tragedi tersebut. Padahal, pelaku yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut adalah mereka yang sebagian besar hidup di negara-negara industri dan Barat.

Umat manusia dalam beberapa abad belakangan berhasil meraih kemajuan yang begitu menakjubkan. Sebuah perubahan revolusioner di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang sulit dicari bandingannya di sepanjang sejarah umat manusia. Sebuah perubahan drastis yang membuat manusia mampu merubah kondisi alam dan berhasil mewujudkan kesejahteraan materi yang begitu besar. Namun begitu, perubahan itu juga membawa dampak buruk dan krisis yang makin merajalela.

Selama ini manusia berpikir, kesejahteraan materi mereka bisa diperbaiki dengan mengeksploitasi alam lewat kemajuan teknologi dan industri. Namun perlahan, mereka pun sadar bahwa sumber daya alam juga terbatas dan bisa musnah. Munculnya krisis energi fosil belakangan ini, merupakan dampak dari pemanfaatan secara berlebihan sumber daya alam yang terbatas dan tak bisa diperbarui.

Persoalan lainnya adalah kendati kemajuan sains dan industri modern berupaya untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik. Namun nyatanya, kemajuan itu justru memunculkan beragam polusi, kerusakan lingkungan hidup, dan terganggunya keseimbangan ekosistem alam. Sebelum ini, manusia berpikir bahwa sebagaimana alam bisa memberikan sumber energi, maka alam juga mampu mengurai kembali limbah industri. Namun nyatanya, kemampuan alam begitu terbatas untuk memproses kembali limbah tersebut. Di sisi lain, meski penggunaan racun biologis dan pupuk kimia di bidang pertanian bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, namun dengan kian menumpuknya bahan kimia, maka keseimbangan ekosistem pun menjadi terganggu.

Munculnya gejala pemanasan global juga disebabkan oleh pemanfaatan energi fosil dan beragam polusi industri lainnya. Sejatinya, suhu bumi saat ini tengah mengalami peningkatan sebagai efek dari fenomena rumah kaca. Dengan kata lain, seperti halnya suhu panas yang bisa tertahan di rumah kaca, maka suhu panas yang terus menumpuk juga tertahan di bumi, sehingga suhu udara pun makin meningkat. Sejumlah data menujukkan bahwa pemanasan bumi merupakan fenomena di luar prediksi dan telah sampai pada tahap krisis. Sebagai misal, suhu rata-rata belahan bumi utara pada paruh kedua abad ke-20, lebih tinggi dari periode 50-tahunan sebelumnya selama 500 tahun terakhir.

Data tersebut juga menyinggung bahwa faktor utama penyebab peningkatan suhu karena meningkatnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia. Tentu saja proses perubahan itu tidak akan berlangsung perlahan. Sebagai contoh dalam beberapa tahun terakhir, jumlah bencana angin topan, badai tornado, hujan yang disertai banjir besar, di berbagai kawasan dunia makin meningkat tajam. Sementara di kawasan lainnya, masa kekeringan kian panjang, khususnya di kawasan tropis dan sub-tropis.

Perubahan iklim global ini juga bisa memperburuk kondisi masyarakat miskin dunia. Selain itu, dalam situasi semacam ini, upaya untuk mewujudkan pembangunan bekelanjutan niscaya dihadapkan pada masalah yang serius. Sejumlah data menunjukkan, tahun 2020 nanti, kehidupan 75 sampai 250 juta orang di Benua Afrika bakal terancam oleh meningkatnya permukaan air laut, akibat memanasnya suhu bumi. Situasi krisis tersebut bisa makin diperparah dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya permintaan air bersih. Ini berarti, pertanian juga terancam untuk memenuhi kebutuhan pangan yang kian meningkat. Sementara, persentase ladang pertanian tadah hujan di dunia, hingga tahun 2020 bakal menurun hingga 50 persen.

Salah satu dampak lainnya dari pemanasan global adalah mencairnya cadangan es abadi di puncak gunung-gunung besar dunia, seperti di pegunungan Himalaya. Mencairnya cadangan es abadi tersebut bisa berdampak pada meluapnya permukaan sungai-sungai besar di kawasan Asia. Selain itu, dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dunia, maka pada tahun 2050 nanti, sekitar satu miliar penduduk benua Asia bakal terancam oleh krisis air mimum.

Tak diragukan lagi, dampak buruk pemanasan global tidak hanya mengancam negara-negara miskin dan sedang berkembang. Tapi juga negara-negara maju. Para analis memperkirakan, perubahan iklim itu juga bakal memperlebar jarak kesenjangan sosial dan ekonomi di tingkat global. Situasi semacam itu niscaya berujung pada kian bertambahnya angka kemiskinan yang juga bisa mengancam keamanan dunia.

Data-data lainnya menunjukkan, AS dengan penduduk 5 persen dari total penduduk dunia, pada tahun 2004 menghasilkan sekitar 5,5 ton gas karbon per orang. Angka tersebut lebih tinggi dibanding negara-negara lainnya seperti kawasan Eropa, Cina dan India. Dengan demikian penyebab utama munculnya pemanasan global merupakan akibat dari ketamakan negara-negara industri, khususnya AS dan keengganan mereka untuk menaati aturan internasional. Terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan negara-negara maju, dan faktor-faktor lainnya merupakan penyebab percepatan memanasnya suhu bumi. Mencairnya cadangan es kutub, meningkatnya permukaan air laut, dan tenggelamnya daratan bumi secara luas, semua itu merupakan petanda hancurnya kehidupan manusia di planet ini.

Menjaga Lingkungan Demi Kesehatan

Menjaga LingkunganDemi Masa Depan
Lingkungan adalah tempat beraktifitas atau tempat berinteraksi semua makluk hidup.
Maka oleh sebab itu kita sebagai generasi muda harus menjaga lingkungan supaya aman,
Nyaman,indah,bersih,dan sehat,tetapi janganlah sekali-kali kita merusaknya supaya dampak buruknya tidak menyerang kepada semua makluk hidup di muka bumi ini.
Lingkungan yang rusak biasanya disebabkan oleh udara kotor yang bercemar polusi kendaraan bermotor ,selain itu juga lingkungan yang rusak bisa juga disebabkan oleh sampah-sampah rumah tangga.
Dampak dari volusi kendaraan dan sampah bisa menyebabkan banjir,longsor dan bisa juga menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi.
Selain merusak lingkungan ternyata bisa juga menyebabkan global warning yaitu menipiskan lapisan ozon karena pemanasan global,akibatnya cuaca di muka bumi ini menjadi tidak seimbang dan tidak teratur.
Maka dengan ini kita sebagai generasi muda,generasi penerus bangsa harus bisa memelihara lingkungan dengan sebaik-baiknya.apalagi kita tinggal disuku sunda yaitu kota bandung yang terkenal dengan bandung “KOTA KEMBANG”tetapi sekarang nama itu seperti di telan ombak karena kota bandung yang dukunya kota kembang kini berubah menjadi bandung kota polusi kendaraan,selai itu juga bandung terkenal dengan sebutan “BANDUNG LAUTAN API”.
Tapi di jaman moderen ini nama itu berubah menjadi bandung lautan sampah.
Apakah kalian tidak malu dengan sebutan itu?pasti malu kan,oleh sebab itu kita sebagai generasi harus menanggulangi kota bandung yang rusak ini menjadi kota yang indah,bersih dan seperti motto kota bandung yaitu “REPEH RAPIH KERTARAHARJA LOH JINAWI”
Kita dapat menanggulangi kota bandung dengan beberapa jurus yaitu:
- yaitu pertama: kita harus menanam tanaman yang hijau-hijauan seperti pepedangan walaupun harganya relative murah tapi keuntungannya dapat menyerap kerbondioksida dari asap polusi kendaraan motor.
- yang kedua: kita harus melakukan reboisasi atau sekarang terkenal dengan cara ini kkita akan mendapatkan lingkungan yang indah dan asri lagi selain itu juga bisa menanggulangi bencana banjir,longsor dan tanah pun bisa menjadi subur lagi.
- yang ketiga: mengurangi limbah rumah tangga seperti mengurangi penggunaan ditergen yang berlebihan dan menggantinya dengan sabun batang karena kandunga kimia dalam sabun ini lebih mudah daripada detergen.
Karena sebenarnya kandungan kimia yang tinggi inilah yang mengakibatkan pengkisan tanah dan tanah pun menjadi tidak subur sehingga tanaman yang terairi datergen terganggu bahkan tanaman pun bisa sampai mati. – yang keempat: membuang sampah pada tempatnya denga cara memisahkan sampah organik dan sampah non organik.
Sampah organik bisa bermanfaat bagi petani karena sampah organic bisa dibuat pupuk caranya kumpulkan dedaunan kering bij-bijian.,kulit-kulitan kemudian siram dengan sedikit air yang dicampur bahan kimia kemudian simpan ditempat yang tertutup.setelah seminggu dapat dipakai sebagai media pupuk alami.
Sampah non organik bagi sebagian orang tidak bermanfaat tapi bagi orang yang mengerti dan rajin,sampah non organic seperti pelastik bekas detergen bisa dibuat menjadi tas belanja,Koran bekas didaur ulang menjadi kertas lagi dan bisa jadi berbagai bentuk benda seperti:bingkai foto,hiasan dinding,mani-manik,cindera mata dan lain sebagainya.
Keempat jurus yaitu tadi selain menanggulangi lingkungan yang rusak tetapi bisa mencegah pemanasan global maka dengan ini kita sebagai generasi muda yang masih kuat janganlah sekali-kali gengsi membuang sampah karena buat kita juga bukan?
Supaya lingkungan kita juda nyaman tinggal dikota ini bersih tampa sampah dan bebas dari banjir.
Demi kesehatan kita agar dimasa depan,nanti anak dan cucu kita tidak menyalakhkan kita maka dengan ini selamatkanlah dunia dari kerusakan alam semesyta.